Jumat, 02 Juli 2010

Skenario Karate Kid


Jangan bilang gw belum memperingatkan. Berbaris-baris kalimat setelah ini adalah hasil kerja alter ego gw yang masih SMP. Jadi sebaiknya berhentilah membaca di sini.

Gw yang berumur 22 tahun, tidak mau terjebak mengisi blog gw dengan hal-hal berbau diaries. Tapi sekarang yang sedang menulis adalah anak SMP, jadi suka-suka gw kalo mau nulis curhatan yang norak sekalipun, gw kan masih labil umur segitu.

---

Gw bingung tiba-tiba ada sepotong kertas di samping post-it yang tertempel di kalender meja kerja gw. Tiket nonton film Karate Kid di Blitz Pacific Place. Pas gw coba inget-inget, muncullah skenario apik di otak gw.

Suatu Sabtu, gw bangun siang bermalas-malasan, masih kecapekan sisa-sisa ngeluyur ke Bandung malam sebelumnya. Ada sms masuk ngingetin janji makan siang, dan gw buru-buru cabut ke daerah Kebayoran Baru. Gw bisa nyampe on-time dan mulai ngobrol ngidul dengan si tuan rumah. So far so good, walaupun gw ga ngerti kenapa tiba-tiba gw diundang makan siang.

Semuanya baik-baik saja sampai kita mulai beralih ke meja makan dan pas gw ambil lauk, tiba-tima muncul keponakan si om tuan rumah nyelonong aja gabung sama kita. Gw langsung merasa kenyang seketika. Grogi. Untung gw pinter menyembunyikan perasaan. :P

Gw kenal si keponakan beberapa bulan yang lalu. Ketemu di Bandung waktu ada ITB Fair. Kenalan gitu aja. Lalu lose contact berbulan-bulan. Dia pernah telpon gw sekali nanyain tentang nikahan seseorang. Dan kembali lose contact, sampai gw ketemu dia lagi siang itu. Dalam skenario gw ini, gw curiga makan siang ini akal-akalan aja biar si keponakan bisa ketemu gw lagi. Banyak bukti yang mengarah ke sana, seperti jaket si keponakan yang sejak gw dateng udah ada di kursi makan.

Seperti skenario-skenario happy ending lainnya, makan siang tersebut ditutup dengan si om nitipin gw kepada si keponakan untuk dianterin pulang. Setelah sejam menembus kemacetan Jakarta ditambah dia rada ga apal jalan, sampai juga kami di kos gw. Dan meskipun hampir kelupaan, saat membuka pintu mobil demi alasan sopan santun gw nawarin si keponakan untuk mampir ke kos gw. Yang tanpa disangka diiyakan si keponakan dengan menanyakan harus diparkir dimana mobilnya. Oke. Ini aneh. Gw pikir dia bakal menolak dan langsung balik.

Di dalem ruang tamu kosan gw yang tidak representatif, kami mengobrol dengan canggung. Seperti biasa gw terlalu lemot untuk menangkap arah pembicaraan seseorang, jadi butuh loading lama buat gw 'ngeh' kalo ternyata si keponakan ini ngajakin gw jalan. Ga usah ditanya dua kali, langsung gw aminin dengan senang hati, hihihi.

Kami sempet kesasar di entah dimana sebelum akhirnya memutuskan untuk nonton di Pasific Place. Dalam kondisi normal, kesasar di Jakarta belum lagi ditambah hujan yang super deras plus macet yang menyertainya, harusnya bikin seseorang putus asa sampai pengen bunuh diri. Tapi gw enggak tuh waktu itu. Entah dapet ilham dari mana, gw berfikir ini romantis. (Oh, tulisan gw so cheesy). Berada di belantara Jakarta, kejebak macet dan hujan gede bareng dia rasanya laen. Ga ada object yang bisa diperhatiin kecuali dia. Dan kami bisa ngobrol dengan santai. Gw malah berdoa macetnya jangan abis dulu biar gw bisa berlama-lama ngobrol dengan dia. Tapi sayangnya dua setengah jam kemudian kami udah ada di tempat parkir PP.

Kami nonton Karate Kid sore itu. Gw ga inget filmnya gimana, bukan fans berat film kungfu. Yang gw inget banyak anak kecil yang rusuh berantem di dalem bioskop. Oh ya, dan dia cakep banget kalo dilihat dari samping bersiluet terkena cahaya dari layar. That's it. Ga ada yang gw inget lagi.

Malem itu ditutup dengan desert yang manis. Kami makan di Pancious Pancake. For your information, gw pengen makan disini udah sejak tahun lalu saat gw mulai suka bikin pancake sendiri. Alasannya sih simpel, untuk ngebadingin rasa pancake gw dengan bikinan koki di hottest pancake house in town. Jawabannya ga usah ditanya, jelas kalah lah pancake gw. Tapi kita bukan akan berdebat tentang pancake-nya.

Good food, good time, good partner. Pancakenya enak banget, seperti yang gw harapkan. Tapi gw ga bisa ngabisin pancake yang cuma selembar itu. Udah terlalu kenyang, karena most of the time kami ngobrol, bukan konsen ke makanannya. Gw lebih konsen ngeliatin dia yang sumpah-cakep-banget-kena-cahaya-lampu-gantung-di-atasnya. (okay, ini emang lebay). Gw ga jauh beda sama es krim coklat di atas pancake gw, meleleh sedikit demi sedikit di depan si keponakan. (okay, ini udah lebay banget).

---

Back to reality. Sampai sekarang gw masih ga tau, skenario itu beneran terjadi atau cuma ada di kepala gw. Karena abis itu ga ada telepon, ga sms, ga ada kabar dari si keponakan. Cuma sepotong kertas itu yang gw punya. Entahlah. Bisa jadi itu tiket nonton teman kantor yang ketinggalan di meja gw. Well, i'm not really sure.

Rabu, 23 Juni 2010

Geng Asoi


Gank of Assoy....

Hi readers!

Meet Gank of ASSOY. Some of STAN students who use plastic bag (or “kantong assoy” in bahasa) to bring their book. Ordinary bag just too old fashion for them. [They think they are genius.]

Meet miss Whindy, miss Tata, mister Un-dick and last but not least, Mister Haris. Four kooky knockleheadsfrom 2B.

So guys, if someday you see your friend bring plastic bag to school, trust me, your friend follow me. OMG, we are trend setter!! Ouch, I can’t imagine how famous we are!!

-------------------------------------------------------------------------------------------------

Pernah diposting di sini. The most bapuk.

Minyak oh Minyak part 2


Pengurangan subsidi BBM penuh dengan pro-kontra. Apalagi kebijakan ini dilakukan menjelang akhir periode jabatan SBY-JK. Tentu saja hal ini jadi objek empuk kalangan oposisi untuk menyerang pasangan presiden-wapres saat ini. Salah satu isu di masyarakat yang menarik untuk saya adalah dugaan kenaikan harga BBM ditujukan untuk mempermudah langkah raksasa-raksasa minyak dunia masuk ke pasar Indonesia. Perusahaan swasta asing (yang kalo jadi masuk Indonesia) menjual BBM pada harga Internasional, tentu saja mereka ga bakal laku kalau BBM dari pemerintah (Pertamina) dijual dengan harga lebih murah karena masih disubsidi.

Beberapa pemain asing sudah mulai merambah masuk. Lihat saja SPBU Shell dan Petronas yang dapat dengan mudah dijumpai di sudut kota Jakarta dan sekitarnya. Kabarnya tak hanya Shell dan Petronas saja yang tertarik dengan pasar Indonesia, beberapa perusahaan swasta asing sudah mengajukan proposal. [data siapa saja mereka tidak saya publish karena saya tidak punya bukti yang cukup kuat, hanya dari dosen orang depkeu aja,,]

Terus kita bisa apa kalo emang pada akhirnya perusahaan swsta asing benar-benar menguasai pasar Indonesia?? Bukan tak mungkin hal ini terjadi mengingat kinerja Pertamina yang belum maksimal saat ini. Bahkan payah kalo boleh saya bilang (penuh dengan isu KKN, manajemen yang belum menerapkan TQM).

Saya miris jika mengingat hal ini. Tentu saja masyarakat kita lebih memilih mengisi bensinnya di SPBU asing yang bersih, yang pelayannya ramah, yang ada air dan angin gratis, yang kaca mobilnya dilap dari pada di SPBU Pertamina jika harga BBMnya tidak jauh beda.

Untuk itulah saya posting tulisan ini, agar masyarakat kita sadar (hehe walo blog saya sepi pengunjung yang penting kan niatnya). Ayo pilih Pertamina meski jelek yang penting milik sendiri.........!!! Mana nasionalisme anda?

Semoga Pertamina tidak mengecewakan saya................................

--------------------------------------------------------------------------------------------------

Pernah diposting di sini. Another bapuk stuff.

Minyak oh Minyak


Akhirnya pemerintah jadi juga menaikkan harga BBM. Eh, mengurangi subsidi BBM lebih tepatnya. Kebijakan pemerintah ini disambut demonstrasi besar-besaran di berbagai daerah. Reaksi yang wajar sih, namun saya pribadi kurang bersimpati dengan arus demonstrasi tersebut. Jangan sampai ada maksud lain di balik demonstrasi yang tiada henti ini.

Menjelang Pemilu 2009, bukan tidak mungkin demonstrasi dijadikan alat oposisi untuk menyerang pemerintahan SBY-JK. Saya kok lebih simpati pada langkah SBY-JK yang dengan berani menaikkan harga BBM, kebijakan yang sungguh tidak populis di mata rakyat menjelang Pemilu 2009.

Dari pada salah satu tokoh kita yang memasang iklan setangah halaman di harian nasional yang isinya meminta Presiden memenuhi janjinya untuk tidak menaikkan harga BBM. Hahaha, belum 2009 sudah kerasa suasana Pemilunya ya..

Lain lagi pernyataan mantan RI 1 yang tampaknya bakal nyalon lagi tahun 2009, pada pidatonya di Makassar beliaunya mengungkit tindakan pemerintah memberikan BLT dinilai mendidik rakyat jadi bermental meminta-minta. Saya setuju sih BLT tak baik bagi mentalitas bangsa, tapi adakah solusi yang lebih tepat dan cepat untuk melindungi rakyat miskin dari lonjakan inflasi akibat pengurangan subsidi BBM bu? Atau sebaikknya pemerintah bersih keras tidak mau menaikkan harga BBM seperti pemerintahan ibu dulu? Bodo amat ya bu’ kalo rezim sesudahnya mesti terseok-seok membangun ekonomi. Pokoknya asal pamor ibu tidak turun jelang Pemilu.

Bapak-bapak Dewan yang terhormat juga jangan mencla-mencle dong. Sehari bilang mendukung pemrintah mengurangi subsidi BBM. Lain hari pas udah naik dan banyak didemo sok mendukung rakyat menolak BBM naik. Dijelasin dong Pak gimana posisi pemerintah saat ini. Atau bapak-bapak ga jelas juga soal ekonomi bangsa ini? Sama ga jelasnya dengan mahasiswa yang demo ke bapak?

Ah, teman-temanku mahasiswa, saya percaya kita adalah ujung perjuangan bangsa. Semoga teman-teman semua mengerti duduk permasalahan apa yang kalian tuntut, semoga kalian mengerti pihak mana yang memihak rakyat.

Bukannya saya membela pemerintah tapi kita tidak punya banyak pilihan saat ini sodara-sodara, harga minyak dunia makin gila tak terkendali. APBN kita terancam jebol dan pasar modal sudah mulai sedikit berguncang karena investor ragu akan ekonomi indonesia. Tahukan anda IHSG langsung mengalami apresiasi atas rencana pemerintah menaikkan harga BBM?

Memang ada alternatif lain yang muncul untuk menyikapi kenaikan harga minyak selain mengurangi subsidi BBM. Peningkatan pajak misalnya dan masih banyak yang lain tentunya. Namun satu hal yang perlu diingat. Banyak alternatif tersubut yang terhambat pada time line. Saat kebijakan baru tersebut selesai diundangkan dan akan dilaksanakan, harga minyak dunia saya pastikan sudah melambung tinggi melebihi asumsi yang digunakan.

Jangan pikir saya bukan rakyat kecil yang tidak merasakan dampak pengurangan subsidi ini secara langsung. Tarif angkot kampus-BP belom apa-apa udah naik juga cuy. Musti mikir panjang kalo mau jalan-jalan. Tapi saya tidak langsung ikut turun ke jalan bersama ratusan mahasiswa lain. Ekonomi dunia memang sedang lesu sekarang. Bangsa Indonesia mau tak mau terkena imbasnya. Bukannya saya apatis ya, tapi saya pikir dari pada turun ke jalan lebih baik lakukan tindakan konkret langsung seperti penghematan dari diri kita sendiri. Seperti kata AA Gym, mulailah dari yang kecil, mulailah dari diri sendiri, mulailah dari sekarang!!

Sayang, belum semua dari kita sadar yak,,,,,

--------------------------------------------------------------------------------------------------

pernah diposting tanggal 27 Mei 2008 di sini. Bapuk abis.

Prolog

Saya kehabisan alasan untuk tidak ngeblog. Sudah kangen nyampah di blogspot lagi. Tapi males banget liat entri terakhir di account lama yang isinya tentang Twilight, entah kerasukan apa dulu kok bisa-bisanya nulis itu. So, here I am. Mencoba ngeblog (secara serius) lagi.

Entah bakal berisi apa blog ini, bisa jadi bakal penuh pemikiran2 saya tentang isu ekonomi terbaru, tapi sepertinya yang lebih realistis, blog ini mungkin seperti si account Tumblr, berakhir sebagai blog curhatan saya. Beberapa tulisan lama yang saya rasa lulus sensor akan saya posting ulang.
So, enjoy..