Rabu, 13 April 2016

Agree to Disagree

Konon, dalam mendengarkan lagu ada dua tipe orang: yang pertama-tama tertarik karena liriknya dan yang tertarik karena musiknya. Gw most likely tipe yang terakhir. Pada dasarnya, kalau nadanya masuk di kuping gw, mau lirik tentang apa aja gw bawaannya suka sama lagu itu. 

Exhibit A: all Muse songs. 
As you might know, Matthew Bellamy percaya teori konspirasi dan lagu-lagunya banyak yang bertema luar angkasa, lingkungan, politik dan hal-hal lain yang gw sebenarnya ga tertarik. Don't judge me as a heartless bitch, yet. That is why I write this post, I just realize even though I am not really into tema-tema yang Bellamy tulis, I appreaciate it and Muse is still one of my favourite musician ever. 

Ga cuma sampai di musik aja, gw nyadar gw banyak ga setuju sama tulisan penulis favorit gw. Kalau buku ni, banyak pemikiran-pemikiran Ayu Utami yang gw ga setuju. But even so, I love her anyway. Gw beli bukunya karena gw suka cara dia bertutur kata, baik fiksi maupun non-fiksi. Enggak lalu serta merta gw berubah pendapat karena dia, enggak serta merta gw berhenti baca karena beda pendapat dengan dia. 

Contoh lain, blogger favorit gw adalah Herman Saksono. Gw rajin ngikutin blog dan twitternya karena gw suka cara pandang dia terhadap isu-isu sosial dan politik yang lagi hits, but not necessarily I have to agree with his oppinion. Justru gw banyak ga setuju sama dia, tapi membaca postingannya menambah wawasan gw akan opini yang berseberangan, lalu gw putuskan sendiri gw pilih yang mana. Kadang gw tetep ga setuju sama pendapat dia, kadang gw merasa opininya make sense dan setuju. 

Living in a country where everyone think they are a saint, I just came into realization that world (or at least, my country) might be a better place if we can agree to disagree and be cool with it. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar